Ads Header

Pages

Kamis, 04 Agustus 2011

Adik Cemara tersayang

pusisi ini di sadur dari seorang teman di face book Dea Nadya





Duhai.. Dimanakah dirimu Adik Cemara tersayang..
Yg senantiasa jiwaku impikan..
Dikala rimbun dedaunan tak mampu lagi semikan tentram
bagi gundah jiwa yg temaram..

Duhai.. Dunia semu..
Jiwa ini hanyalah Lahan Khayalan..
Yg tak akan pernah kunjung sirna..
Mengembara dalam derita..
Lukai hati meradangi kehampaan..
Menoreh dinding jiwa..
Goreskan jeritan Pengharapan..
Dan seribu keresahan ini
telah memporakporandakan berjuta serpih perasaan..




Malam pun melarut dan sepi..
Resah jiwa ini hadir kembali dalam doa dan harap..
Semoga esok Mentari masih tetap setia
Bawakan aku kabar terbaik tentang dirimu..
Dan sebentuk puisi kepolosan ini hanyalah untuk mu, Adik.
Beribu lagi tertanam dalam jiwa ingin memanjakan mu.
Apakah sebenarnya yg ia inginkan dari semua itu?
Hanyalah sebuah harap yg mungkin akan sia-sia.
Tapi tidaklah demikian bagi jiwa yg tengah tersiksa..

Maaf ku untukmu selalu duhai Adik tersayang.
Jiwa yg rapuh tidaklah pernah akan sembuh.
Walau berjuta Puisi lagi tergoreskan dalam hatimu.
Selama jiwa ini masih tetap saja terus meronta
Berharap sesuatu yg bahkan dia pun tak mengerti.



Mungkin diri ini tidaklah berarti bagi mu, Adik.
Tapi tidaklah pula yg ada bagi jiwaku pada hadirmu.
Dirimu tlah merasuk dalam detik2 hidupku.
Temani mimpi lelap tidur ku, thema lamunanku esok hari.

Kerapuhan jiwaku yg selalu hadirkan manjamu.
Namun dirimu yg torehkan tangis resahnya jiwa ku.
Rasa takut yg teramat dalam akan sebuah "Kehilangan"..
Galaukan kebingungan rasa oleh besarnya sebuah Rasa.



Duhai Adik..
Adakah sebilik ruang dalam ketentraman jiwamu ?
Agar bisa slalu kutangisi kerinduan akan kemanjaan mu.
Izinkanlah Jiwa lusuh ini bersandar terlelap dan beristirahat.
Walau tempat itu, pada bagian sudut hati yg tak pernah Adik pedulikan..

Duhai.. Ada yang telah salah dengan guncangan rindu ini..
Atau Sang Jiwa yg tak pernah siap untuk bisa sedikit mengerti..



Wahai Sang Rindu..
Jiwa ini telah luruh merapuh jauh tersiksa..
Mengapa begitu dalam menghujam rindu yg pernah ada kau tanamkan.. Menggores lagi keresahan pada sebuah tanya..
Bagi jiwa yang tak akan pernah bisa mengerti..



Wahai, Sang Pemilik Cinta..
Untuk siapakah rindu ini pantas tercipta?
Dan pada paruh jiwa manakah goncangan rindu ini ,sama, dalam
menghujam Kau tanamkan..?


buat adikku tersayank, LOLA WIDIA APRILIANY, semoga kamu selalu dalam perlindungan Allah SWT...



0 komentar:

Posting Komentar